You are currently viewing Mencegah Cacar Api Melalui Vaksinasi

Mencegah Cacar Api Melalui Vaksinasi

Cacar api atau Herpes Zoster merupakan suatu penyakit yang ditandai timbulnya ruam dan bintil yang berisi air di kulit yang terasa nyeri. Cacar api umumnya muncul pada salah satu sisi tubuh. Cacar api disebabkan oleh virus penyebab cacar air yaitu varicella-zoster yang mengalami reaktivasi. Insidens cacar api terus meningkat dari tahun ke tahun terutama pada orang dewasa diatas 50 tahun serta dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, diperlukan metode pencegahan yang efektif salah satunya dengan vaksinasi Herpes Zoster.

Satuan Tugas Imunisasi Dewasa PAPDI bersama GSK pada tanggal 24 Juli 2024 lalu telah mengadakan Press Conference di Rumah PAPDI mengenai peningkatan kesadaran terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Herpes Zoster yang dihadiri oleh dr. Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementrian Kesehatan RI; Dr. dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD K-KV selaku Ketua Umum PB PAPDI; Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD K-AI selaku Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI; Dr. dr. Sukamto Koesnoe Sp.PD K-AI selaku ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI; dan dr. Suzy Maria, Sp.PD K-AI selaku sekretaris Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI.

Pada acara tersebut, dr. Imran Pambudi, MPHM menyatakan vaksinasi tidak hanya mengurangi kejadian penyakit tertentu, tetapi dapat mengurangi beban sosial serta ekonomi penyakit pada masyarakat. Cakupan imunisasi yang tinggi dapat memblokir berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Herpes Zoster. Berdasarkan data dari Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI) pada tahun 2011, jumlah pasien Herpes Zoster di 13 Rumah sakit di Indonesia mencapain 2232 orang dengan 37,95% kasus terjadi pada usia 45-64 tahun, serta 26,5% kasus mengalami komplikasi nyeri atau yang disebut dengan Post Herpetic Neuralgia (PHN).

Prof. Dr. dr.Samsuridjal Djauzi Sp.PD K-AI menjelaskan, 90% orang dewasa sudah pernah terinfeksi virus Varicella-zoster. Virus ini menetap di saraf tulang belakang dalam keadaan tidak aktif, lalu dapat aktif kembali dan bermanifestasi menjadi herpes zoster seiring bertambahnya usia akibat penurunan fungsi kekebalan sistem imun. Komplikasi dariĀ  cacar api yaitu PHN dapat terjadi berbulan-bulan hingga beberapa tahun pada 5-30% penderita. Selain itu terdapat komplikasi lain termasuk infeksi saraf sekitar mata, penyakit jantung, kelumpuhan, serta gangguan pendengaran. Hal ini dapat menurunkan kualitas hidup seseorang, menurunkan produktivitas hingga jatuh ke keadaan depresi.

Oleh karena itu vaksinasi Herpes Zoster direkomendasikan untuk diberikan kepada semua orang dewasa berusia 50 tahun keatas, dan orang dewasa berusia 18 tahun keatas dengan komorbid yang meningkatkan risiko timbulnya Herpes Zoster. Ketua Satgas Imunisasi PAPDI Dr. dr. Sukamto Koesnoe Sp.PD K-AI juga menyatakan pentingnya memprioritaskan vaksin untuk individu berisiko tinggi terkena Herpes Zoster seperti pasien dengan gangguan sistem imun, penyakit gula, penyakit jantung, penyakit ginjal, serta tenaga kesehatan profesional.

Vaksin Herpes Zoster yang beredar saat ini merupakan vaksin rekombinan yang aman diberikan pada kelompok tersebut karena tidak menggunakan vaksin hidup yang dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan sakit. Vaksin Herpes Zoster rekombinan yang telah disetujui BPOM ini beredar dengan merek dagang Shingrix. Selain itu, PAPDI juga mengenalkan pembaruan kalender imunisasi dewasa 2024 yang diterbitkan di situs web Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI (satgasimunisasipapdi.com).

Seperti yang telah dipaparkan oleh Dr. dr. Sally Aman Nasution Sp.PD K-KV, tenaga kesehatan diharapkan dapat secara proaktif mendiskusikan dan merekomendasikan vaksinasi yang sesuai pada pasien untuk membantu mencegah potensi gangguan dalam perawatan pasien karena infeksi yang dapat dihindari. Edukasi mengenai vaksinasi herpes zoster juga perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

(Tim Satgas Imunisasi PAPDI)

Tinggalkan Balasan