Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi memiliki dampak signifikan terhadap kematian, kesehatan, dan kualitas hidup khususnya bagi orang dewasa. Pada negara maju, sebanyak 90% kasus kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah atau pneumonia dan sebanyak 90% kasus kematian akibat influenza melibatkan orang dewasa berusia ≥65 tahun.
Penanganan penyakit kronik atau komorbid pada orang dewasa menjadi lebih sulit dengan adanya infeksi menular yang disertai. Infeksi menular dapat meningkatkan risiko penyakit janutng, menyebabkan komplikasi pada jantung dan pembuluh darah, juga dapat memperburuk gejala asma atau penyakit paru lainnya yang diderita.
Sama halnya dengan anak-anak, orang dewasa juga tetap membutuhkan imunisasi. Berikut alasan pentingnya imunisasi pada orang dewasa.
Imunisasi saat kecil tidak memberikan jaminan kekebalan seumur hidup
Beberapa vaksin memiliki kekebalan seumur hidup dan beberapa vaksin membutuhkan booster atau penguat. Tidak semua vaksinasi rutin anak-anak dapat melindungi sepanjang hidup, contohnya vaksin tetanus meskipun sudah pernah diberikan saat anak anak, pada dewasa tetap disarankan untuk menerima dosis penguat setiap 10 tahun sekali.
Imunisasi memiliki peran sama penting seperti diet dan olahraga
Sama halnya dengan diet dan olahraga, imunisasi merupakan salah satu langkah pencegahan terjadinya penyakit yang dapat kita lakukan terutama untuk penyakit-penyakit menular.
Menghindari keluarga dan lingkungan sekitar dari paparan penyakit
Tidak semua individu dapat menerima vaksinasi, contohnya pada individu yang memiliki kontraindikasi vaksinasi seperti alergi berat dan orang-orang yang tidak memiliki sistem imun adekuat. Melakukan vaksinasi pada suatu kelompok individu yang dapat divaksinasi secara tidak langsung melindung kelompok yang tidak dapat menerima vaksinasi karena menurunkan risiko paparan terhadap penyakit.
Terbukti aman dan efeketif
Keamanan vaksinasi merupakan prioritas utama. Vaksin yang beredar di Indonesia diatur dan diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga keamanannya dapat terjamin. Setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses vaksinasi juga dilakukan introduksi dan pelatihan vaksinasi. Untuk menanggulangi kejadian ikutan paska imunisasi, kementerian kesehatan juga telah mendirikan Komnas PP KIPI yang bertugas mengevaluasi segala KIPI yang terjadi di masyarakat.Click or tap here to enter text.
Diharuskan dalam kondisi tertentu
Beberapa vaksin diharuskan untuk diberikan pada kondisi tertentu contohnya vaksinasi meningitis. Vaksinasi meningitis saat ini masih diwajibkan untuk jemaah haji meskipun bagi jemaah umroh tidak lagi diwajibkan. Meskipun begitu masih disarankan bagi jemaah umroh untuk vaksinasi meningitis. Berdasarakan keputusan kementrian kesehatan yang terbaru, kini vaksinasi polio juga diwajibkan pada jemaah haji yang berasal dari daerah tertentu di Indonesia.
Terdapat beberapa imunisasi pada orang dewasa yang dianjurkan yaitu vaksinasi influenza, tetanus, difteri, varisela, HPV, herpes zoster, MMR, hepatitis A, hepatitis B, tifoid, meningitis meningokok, yellow fever, dengue, pneumokok, serta vaksin COVID-19. Masing masing vaksinn memiliki jadwal dan rute pemberian tersendiri yang tertera dalan Jadwal Imunisasi Dewasa Rekomendasi SATGAS Imunisasi Dewasa PAPDI.
Referensi :
1. Antonelli-Incalzi R, Blasi F, Conversano M, Gabutti G, Giuffrida S, Maggi S, et al. Manifesto on the value of adult immunization: “we know, we intend, we advocate.” Vaccines (Basel). 2021 Nov 1;9(11).
2. Redfield RR, Kent CK, Leahy MA, Martinroe JC, Spriggs SR, Yang T, et al. Prevention of Pertussis, Tetanus, and Diphtheria with Vaccines in the United States: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) Morbidity and Mortality Weekly Report Recommendations and Reports Centers for Disease Control and Prevention MMWR Editorial and Production Staff (Serials) MMWR Editorial Board [Internet]. Vol. 67, Recommendations and Reports. 2018. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/acip.
3. Bloom DE, Black S, Rappuoli R. Emerging infectious diseases: A proactive approach. Vol. 114, Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. National Academy of Sciences; 2017. p. 4055–9.
4. Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Negara Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/307/2017 tentang Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
5. Djauzi PS, Rengganis I, Sundoro J, Koesnoe S, Soegiarto G, Yunihastuti E, et al. PEDOMAN IMUNISASI PADA ORANG DEWASA TAHUN 2022 [Internet]. Available from: www.internapublishing.com